Membangun Jiwa Dan Semangat Wirausaha
Oleh Suhendi, S.Sos.,MM
Berwirausaha memang tidak semudah
membalikkan telapak tangan, namun harus siap menjalani berbagai tantangan.
Tidak sedikit orang yang berhenti menjadi wirausahawan dan lebih suka melamar
pada sebuah perusahaan untuk bekerja menjadi karyawan dengan gaji yang aman dan
rutin setiap bulan, karena mental yang lemah dalam menghadapi tantangan ini.
Berbagai tantangan harus siap kita hadapi.
Misalnya, penghasilan yang tidak tetap dan kecil, sementara kebutuhan hidup
tanpa ampun menyerang dari segenap penjuru. Kitapun dihantui rasa tidak aman
dalam berwirausaha. Juga godaan untuk tidak berkomitmen dalam berwirausaha. Itu
semua hanyalah godaan. Di sisi lain, masyarakat Indonesia kurang mampu dalam
berinovasi dan berkreativitas menjadi salah satu penyebab banyaknya usaha yang
bangkrut, padahal modal sudah tersedia.
Berwirausaha memang tak cukup hanya
bermodalkan rasa ingin belaka. Berwirausaha harus merupakan pilihan, lalu
menetapkan langkah pasti dan teguh dalam menjalaninya. Idealnya, komitmen dan
konsistensi itu harus terus dijaga apapun ujiannya, apapun godaannya, dan
apapun hasilnya. Apalagi tingkat persaingan usaha dan perilaku pasar semakin
dinamis. Wirausahawan harus memiliki keyakinan, cita-cita untuk menjadi besar
diawali dengan langkah-langkah kecil.
Berwirausaha
dalam Pandangan Islam
Dalam Islam, berwirausaha merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena keberadaannya
sebagai khalifah fil-ardh untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke
arah yang lebih baik. Dalam surat Al-Jumu’ah [62] : 10 “Apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu beruntung”.
Rasulullah dikenal sebagai pribadi
yang terus mendorong semangat wirausaha di kalangan para sahabat-sahabatnya.
Pada suatu ketika, Sa’ad bin Musa Al-Anshari menuturkan sebuah kisah, bahwa
pada waktu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam baru kembali dari
Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh. Kulitnya gosong
kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. “Kenapa tanganmu?” tanya
Rasulullah. “Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah
keluarga yang menjadi tanggunganku” Rasulullah lalu mengambil tangan
Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak pernah disentuh
api neraka, Dalam riwayat yang lain, setelah mencium tangan pekerja, beliau
bersabda, “Hadzihi yaddun yuhibuhallahu wa Rasuuluhu” inilah tangan yang
dicintai Allah dan Rasul-Nya. “ (HR At-Thabahari)
Rasulullah pernah menjalani hidup
dalam masa-masa sulit, tapi beliau punya semangat untuk berkembang,
kreatifitasnya, usahanya untuk hidup mandiri yang merupakan karakter dasar jiwa
wirausaha.
Kejujuran beliau, pribadi beliau
yang menyenangkan, juga ketekunan beliau. Semua itu merupakan modal yang harus
dimiliki oleh wirausahawan. Apa yang dimiliki Rasulullah ini, dalam dunia
bisnis, biasa disebut sebagai personality.
Dua puluh lima tahun lamanya Nabi
Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam mendedikasikan diri pada dunia
wirausaha, semenjak beliau baru berusia 12 tahun hingga 37 tahun. Selama itu,
kecerdasan, ketekunan, keuletan dan kejujuran telah menempatkan Muhammad shallallahu
’alaihi wasallam sebagai wirausahawan yang disegani di Jazirah Arab.
Menumbuhkan
wirausaha
Dalam berbagai pelatihan dan
seminar, Ir. Ciputra selalu mengajukan tujuh macam pertanyaan mendasar untuk
membangun dan memicu jiwa kewirausahaan.
- Apakah Anda berhasrat besar menjadi seorang entrepreneur? Anda dapat memberikan pernyataan-pernyataan utuk dapat meyakinkan orang lain bahwa Anda benar-benar memiliki hasrat besar untuk menjadi wirausahawan.
- Apakah Anda melihat kesempatan besar untuk melayani pasar? Apakah kita melihat sebuah peluang besar yang belum dilakukan orang lain?
- Apakah Anda punya produk inovatif yang sulit ditolak oleh prospek Anda? Apa “kuda Troya” Anda?
- Apakah Anda mampu memenangkan persaingan secara efektif? Jadilah yang lebih baik bukan hanya di barisan belakang. Jika Anda tidak dapat menjadi lebih baik, ciptakan perbedaan.
- Apakah Anda bisa menghasilkan produk dan memasarkannya dengan cara yang paling efisien? Sebagian kecil orang membeli karena mahal. Sebagian besar orang membeli karena murah.
- Apakah Anda tahu cara mendanai ide usaha baru Anda dengan biaya termurah, resiko terendah dan hasil yang terbaik? Misalnya dengan: modal sendiri, mitra, bank, modal ventura, atau mencicil?
- Apakah Anda siap menghadapi tuntutan kerja keras, berani menanggung resiko gagal dan rugi? Perlu juga disiapkan mentalitas, bahwa sukses dan gagal memiliki nilai yang sama.
Ketujuh pertanyaan di atas
meruapakan pelajaran untuk mengembangkan jiwa dan semangat entrepreneurship
yang secara terus menerus harus kita kembangkan.
Budaya
Wirausaha membutuhkan suatu skill
untuk menjalankan usahanya. Skill tersebut bisa berupa cakap menjual dan
integritas yang tinggi. Selain itu harus juga mempunyai sikap ulet, gigih,
pandai, disiplin, pantang menyerah, dan mempunyai pikiran yang terbuka.
Sepengetahuan penulis, sikap
seseorang bisa terbentuk karena pengaruh budaya di mana dia hidup dan
berkembang. Jadi sikap seseorang dan skill seseorang bisa terpengaruh dari
kebudayaan dimana orang tersebut tinggal.
Upaya
Pemerintah
Joseph Schumpeter dalam bukunya, The
Theory of Economic Development mengatakan, sebuah kebutuhan dasar bagi
bangkitnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu sumbangsih para
entrepreneur. Jadi, keberadaan para entrepreneur pada suatu negara akan mampu
menumbuhkan perekonomian negara tersebut.
Indonesia membutuhkan sekitar 2,5%
wirausaha, namun pada kenyataannya saat ini hanya ada sekitar 0,08% wirausaha
yang memberanikan diri untuk terjun dalam dunia usaha. Ada beberapa hal
yang bisa dilakukan pemerintah untuk menumbuhkan para wirausahawan ini. Pertama,
memberikan modal usaha bagi para pengusaha (terutama para pengusaha muda) dan
pendampingannya. Kedua mempermudah izin bagi yang akan mendirikan usaha.
Ketiga, dimasukannya kurikulum berbasis soft skills dan
entrepreneurship dalam pelajaran sekolah untuk segala jenjang pendidikan. ***
Penulis, dosen di Stikom Bandung dan Pemerhati Manajemen SDM.
Sumber: diambil dari http://pengusahamuslim.com/membangun-jiwa-dan-semangat-wirausaha-1862/#.U3MHRnZbIwo (Majalah Cetak Edisi
September 2010)
No Comment to " Membangun Jiwa Dan Semangat Wirausaha "