News Ticker

Menu

Mahasiswa harus mempunyai jiwa pemimpin



Milla Farrihatul Ahna
Jiwa kepemimpinan yang islami harus dipupuk sedini mungkin
Kekurang adilan yang dirasakan oleh masyarakat adalah akibat dari hilang atau lemahnya jiwa kepemimpinan yang ada di tengah bangsa ini. Kebijakan pengelola negara yang kadang kurang tepat dan krisis keteladanan di segala bidang menjadi indikasi utama persoalan ini. Rasanya tidak mudah pada saat ini untuk mendapatkan seratus orang tokoh di tengah bangsa ini, yang dapat dijadikan panutan bagi masyarakat di semua lini dalam kehidupan, padahal salah satu prasyarat berkembangnya suatu bangsa dan peradaban adalah melimpahnya tokoh pemimpin pada seluruh bidang kehidupan, sehingga masyarakat dapat memiliki referensi (rujukan) keteladanan pada masing-masing tokoh tersebut.
      Bercermin pada sejarah perjuangan Rasulullah, Muhammad saw. dalam melakukan perubahan, maka di antara langkah strategis yang beliau lakukan adalah membangun jiwa kepemimpinan di dalam diri para sahabat ra. Rasulullah saw. menanamkan sifat tauhid (mengesakan Allah swt) ke dalam jiwa setiap sahabat dengan dakwah dan teladan yang baik. Sifat tauhid menjadi pondasi dari bangunan jiwa kepemimpinan yang kuat, karena dapat memberikan kepada seorang manusia kemerdekaan penuh dari penghambaan dan ketundukan kepada sesama makhluk, sehingga dia tidak takut kecuali hanya kepada Allah swt., tidak tunduk kecuali hanya kepada aturan yang datang dari Allah swt. atau yang sesuai dengannya.
“Kalian adalah pemimpin, maka kalian akan dimintai pertanggunganjawaban. Penguasa adalah pemimpin, maka akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, maka akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin (rumah tangga suaminya), maka akan dimintai pertanggungjawabannya. Pelayan adalah pemimpin (atas harta tuannya), maka akan dimintai pertanggungjawaban atas pengelolaannya. Oleh karena kalian adalah pemimpin, maka kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.” (HR Bukhari-Muslim) 
        Secara sederhana pemimpin sejati adalah mereka-mereka yang memiliki kemampuan menjelajahi hati pengikutnya. Hal itu ditandai dari kepemimpinannya yang apabila makin menempati posisi-posisi linggi, maka semakin tinggi pula kearifannya. Pemimpin semacam ini akan mampu membangkitkan kesadaran orang-orang yang dipimpinnya. Sehingga dengan kepemimpinannya akan membuat mau orang-orang yang dipimpinnya.
     Apa yang harus kita lakukan dalam memupuk jiwa kepemimpinan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kita harus mengetahui jiwa dan semangat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Apakah itu? Tak lain adalah
- Disiplin
- Terbiasa hidup bekerjasama dan toleransi
- Memiliki rasa tanggung jawab
- Mengetahui tugas dan mampu melaksanakannya
- Serta terbiasa hidup dengan perencanaan atau persiapan yang matang
        Disiplin merupakan kesadaran untuk mematuhi aturan yang berlaku dan menghindari larangannya. Sejak dini, rasa disiplin ini harus kita pupuk baik antara disiplin dalam belajar, disiplin dalam mengerjakan pekerjaan rumah dari guru dan dalam mentaati tata tertib. Apabila kita telah terbiasa hidup disiplin baik disekolah maupun di rumah, Insya Allah dalam diri kita akan terbentuk satu jiwa kepemimpinan yang patut diteladani.
       Selain disiplin, segi lain dari jiwa kepemimpinan adalah tertanamkannya semangat kerjasama dan toleransi. Kerjasama dan Toleransi ini sangat penting, karena dalam kehidupan manusia lebih-lebih menyongsong era globalisasi, tidak akan mampu berdiri sendiri. Satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi karena secara kodrati manusia memang memiliki sisi kekurangan. Oleh karena itu, kebiasaan bekerjasama dan toleransi harus sejak dini dibina agar suatu kelak nanti kita tidak canggung lagi bila harus bekerja diantara orang-orang. Tapi ada satu hal yang penting dalam bekerjasa ini yakni tanggung jawab. Tanpa ada tanggungjawab maka suasana kepemimpinan akan gagal dan harapan pekerjaan menjadi kurang mulus. Dengan demikian, tumbuhkan rasa tanggungjawab baik di kelas, di rumah atau di tempat bermain dengan teman-teman. Insya Allah, dengan tanggungjawab kita akan menjadi panutan orang banyak.
         Jiwa kepemimpinan lainnya adalah mengetahui tugas dan mampu melaksanakannya. Hal ini penting agar garapan yang harus dikerjakan dapat selesai dan tuntas dengan baik. Misalnya kita sebagai siswa, ketahuilah tugas-tugas kita sebagai siswa. Jika kita tahu akan akan tugas kita akan menjadi figur yang punya wibawa. Dan satu lagi yang harus di pupuk adalah membiasakan hidup dengan perencanaan atau persiapan yang matang. Apa yang kan dikerjakan esok hari, sebelumnya harus dipersiapkan. Apabila punya pekerjaan, rencanakan waktu pengerjaannya. Demikian jiwa semangat kepemimpinan yang harus dipupuk sejak dini agar kelak mekar membawa harapan.
        Dengan memupuk semua cara yang tertera di atas, maka Insya Allah kita akan bisa menjadi pemuda yang memiliki Jiwa Kepemimpinan yang baik, yang benar dan dapat menjadi tauladan bagi yang dipimpin oleh kita. Pemuda Islam adalah pemuda yang bisa memberikan pengaruh baik yang besar di sekitarnya.
Sumber: http://blog.umy.ac.id/millafarrihatulahna/2014/05/03/

Share This:

Ir. Sushardi SKH, MP.

---

No Comment to " Mahasiswa harus mempunyai jiwa pemimpin "

  • To add an Emoticons Show Icons
  • To add code Use [pre]code here[/pre]
  • To add an Image Use [img]IMAGE-URL-HERE[/img]
  • To add Youtube video just paste a video link like http://www.youtube.com/watch?v=0x_gnfpL3RM