[Catatan Akhir Tahun] Refleksi 2014 dan Harapan di 2015
Oleh : Sabela Gayo
Tahun 2014 merupakan tahun politik yang menjadikan
tahun 2014 sebagai tahun “terpanas” dengan berbagai aksi, manuver dan
intrik politik yang dimainkan oleh berbagai kelompok politik. Di tahun 2014
telah berhasil diselenggarakan 2 (dua) agenda politik besar yaitu pemilu
legislatif dan pemilu presiden. Kedua agenda tersebut yang menjadikan setiap
sendi kehidupan masyarakat dipengaruhi dan terpengaruh oleh manuver-manuver
politik yang dilakukan oleh berbagai kelompok kepentingan yang ada. Namun
demikian, 2 agenda politik tersebut telah sukses terlaksana dengan baik dimana
telah dilantiknya anggota DPR periode 2014-2019 dan Presiden Republik Indonesia
periode 2014-2019. Keberhasilan penyelenggaraan 2 agenda politik tersebut
menjadi bukti kepada dunia bahwa stabilitas keamanan dan politik di Indonesia
akan tetap terjaga dengan baik walaupun ketegangan politik meningkat seiring
dengan kompetisi politik dari masing-masing kelompok politik tersebut.
Kemudian, kedewasaan berpolitik rakyat Indonesia sudah semakin teruji dengan
terlaksananya 2 agenda politik besar tersebut dengan damai walaupun ada
beberapa gesekan kecil di beberapa daerah. Namun secara umum semua kelompok
kepentingan telah sadar bahwa kepentingan nasional berada diatas semua
kepentingan pribadi dan kelompok yang terlibat di dalam proses politik
tersebut.
Politik
Kehidupan politik Indonesia yang multi partai dan didominasi oleh kekuatan para pemodal terlihat semakin tidak sportif dengan penggunaan instrumen sumber-sumber ekonomi yang dimiliki untuk memuluskan niat dan libido politiknya. Independensi media kembali dipertanyakan oleh sebagian kalangan masyarakat karena beberapa media tersebut telah melakukan kegiatan penyiaran yang tidak berimbang dan cenderung memberikan informasi yang provokatif. Hal itu disebabkan karena sejumlah media telah dikendalikan oleh para pemodal yang terafiliasi dengan partai-partai politik tertentu.
Kehidupan politik Indonesia yang multi partai dan didominasi oleh kekuatan para pemodal terlihat semakin tidak sportif dengan penggunaan instrumen sumber-sumber ekonomi yang dimiliki untuk memuluskan niat dan libido politiknya. Independensi media kembali dipertanyakan oleh sebagian kalangan masyarakat karena beberapa media tersebut telah melakukan kegiatan penyiaran yang tidak berimbang dan cenderung memberikan informasi yang provokatif. Hal itu disebabkan karena sejumlah media telah dikendalikan oleh para pemodal yang terafiliasi dengan partai-partai politik tertentu.
Nilai-nilai etika bisnis yang baik dan praktik politik
santun telah dilanggar dan diterabas sedemikan rupa sehingga
memporak-porandakan nilai-nilai independensi dan objektifitas media massa
khususnya media elektronik dalam melakukan peliputan dan pemberitaan. Kondisi
yang demikian menjadi catatan akhir tahun yang buruk bagi penegakan
independensi media di Indonesia. Padahal media merupakan salah satu pilar
penting bagi demokratisasi dan juga sebagai kekuatan penyeimbang yang berada
diluar parlemen dan pemerintahan.
Selanjutnya, konflik dan perseteruan berkepanjangan
diantara partai-partai politik yang masing-masing tergabung dalam Koalisi Merah
Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dalam perebutan posisi Ketua DPR,
Ketua MPR dan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) semakin menambah panjang daftar
gonjang-ganjing politik di Indonesia yang berimplikasi pada terkoreksinya nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya Dollar Amerika (USD).
Perseteruan tersebut harus segera diakhiri supaya
parlemen dapat bekerja maksimal dalam mengawasi kinerja pemerintahan dengan
mengedepankan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, objektifitas dan
independensi. Kemudian, Kisruh perpecahan di tubuh 2 (dua) partai politik
nasional yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang telah melahirkan PPP
hasil muktamar Surabaya dan hasil Muktamar Jakarta ditambah lagi dengan
terbelahnya Partai Golkar dimana ada 2 Munas Golkar yaitu Munas Bali dan Munas
Ancol.
Ketidakpastian situasi perpolitikan di Indonesia akan
berdampak luas terhadap minat dan niat para investor untuk menanamkan modalnya
di Indonesia. sehingga secara makro akan mempengaruhi pertumbuhan investasi di
Indonesia. Padahal pemerintah memerlukan tambahan fiskal untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi karena ruang fiskal yang tersedia di APBN 2015 sangat
terbatas. Kita berharap agar kisruh tersebut dapat diselesaikan melalui jalur
islah dan perdamaian internal masing-masing partai politik tersebut demi
terwujudnya stabilitas politik nasional.
Terakhir, isu yang paling mengemuka adalah
dukung-mendukung dan penolakan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perppu) mengenai Pemilukada Langsung. Partai Golkar secara tegas
di Munas Bali menyatakan bahwa mereka menolak pengesahan Perppu Pemilukada
Langsung menjadi Undang-Undang sehingga kondisi tersebut mendorong Partai
Demokrat yang dinahkodai oleh Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bermanuver
dengan mendekati Presiden Joko Widodo sebagai bentuk dukungan Partainya
terhadap Perppu Pemilukada Langsung. Walaupun pada akhirnya Partai Golkar
menganulir hasil rekomendasi Munas Bali yang menolak Perppu Pemilukada Langsung
dengan berbalik mendukung Perppu Pemilukada Langsung dan kemudian diikuti oleh
anggota KMP lainnya. Harapannya adalah beberapa kisruh politik di 2014 dapat diselesaikan
dengan baik di tahun 2015 sehingga pemerintah dapat fokus menjalankan
program-program kerjanya yang pro rakyat.
Ekonomi
Pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 2000 (dua ribu rupiah) telah menyebabkan harga BBM terkoreksi dari kisaran harga Rp 6.500 untuk jenis premium menjadi Rp 8.500 demikian juga diikuti oleh BBM jenis solar.Sebagian kalangan khususnya kelompok oposisi menuding bahwa pengalihan subsidi BBM merupakan sebagai salah satu kebijakan tidak populis pertama yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Walaupun demikian, Presiden Jokowi sudah menegaskan dari awal bahwa kebijakan pengalihan subsidi BBM merupakan komitmen pemerintahannya untuk menggunakan dana subsidi dari sektor konsumtif ke sektor produktif seperti subsidi alat-alat pertanian, bantuan kesehatan, bantuan bagi nelayan dan pembangunan infrastruktur. Disebutkan bahwa setiap 5 (lima) tahun pemerintah harus mengeluarkan dana sebesar 781 triliun untuk subsidi BBM.
Pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 2000 (dua ribu rupiah) telah menyebabkan harga BBM terkoreksi dari kisaran harga Rp 6.500 untuk jenis premium menjadi Rp 8.500 demikian juga diikuti oleh BBM jenis solar.Sebagian kalangan khususnya kelompok oposisi menuding bahwa pengalihan subsidi BBM merupakan sebagai salah satu kebijakan tidak populis pertama yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Walaupun demikian, Presiden Jokowi sudah menegaskan dari awal bahwa kebijakan pengalihan subsidi BBM merupakan komitmen pemerintahannya untuk menggunakan dana subsidi dari sektor konsumtif ke sektor produktif seperti subsidi alat-alat pertanian, bantuan kesehatan, bantuan bagi nelayan dan pembangunan infrastruktur. Disebutkan bahwa setiap 5 (lima) tahun pemerintah harus mengeluarkan dana sebesar 781 triliun untuk subsidi BBM.
Padahal uang sebesar itu hanya menguap begitu saja
tanpa berdampak signifikan bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Bahkan
subsidi BBM yang demikian besar menyebabkan harga BBM Indonesia menjadi yang
termurah di ASEAN sehingga mendorong para mafia menyeludupkan BBM dari
Indonesia ke luar negeri. Ditambah lagi proses tender, penentuan harga impor
BBM dan sumber pembelian BBM yang kurang transparan menyebabkan pemerintahan
Joko Widodo-Jusuf Kalla mengambil kebijakan yang dianggap sebagian kalangan
sebagai kebijakan yang tidak populis. Tetapi kebijakan tersebut harus diambil
demi memperluas ruang fiskal bagi pemerintahan mereka dalam menyukseskan
program-program pembangunan di tahun 2015.
Kita sama-sama berharap dampak pengalihan dana subsidi
tersebut dapat dirasakan secara merata oleh semua lapisan masyarakat khususnya
yang paling membutuhkan bantuan dari pemerintah. Sejumlah proyek pembangunan
waduk/bendungan skala besar, jalur kereta api trans Papua, pelabuhan-pelabuhan
laut skala kecil dan menengah, pembangunan infrastruktur di 46 titik perbatasan
Indonesia dan pembangunan tol trans Sumatra sudah disiapkan oleh pemerintahan
Joko Widodo-Jusuf Kalla di tahun 2015 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 2
digit. Gebrakan penenggalaman kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan
di wilayah perairan Indonesia merupakan isu sentral di akhir tahun 2014.
Menteri Kelautan dan Perikanan R.I Susi Pudjiastuti
menyebutkan bahwa setiap tahunnya Indonesia merugi sebesar 300 triliun akibat
praktik-praktik pencurian ikan ilegal (illlegal fishing) yang dilakukan
sejumlah kapal-kapal asing tersebut. Kita berharap agar kebijakan pemberantasan
illegal fishing tersebut mampu memperluas ruang gerak para nelayan lokal
dan pelaku ekonomi nasional bidang kemaritiman dalam mengeksploitasi
sumber-sumber ekonomi kelautan Indonesia.Kemudian, Lajunya tingkat inflasi dan
terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika yang diakibatkan
oleh dampak pengalihan subsidi BBM harus terus diwaspadai oleh pemerintahan
Joko Widodo-Jusuf Kalla di akhir tahun 2014 dan awal tahun 2015. Target
pertumbuhan ekonomi 2 digit merupakan rencana capaian di 2015 yang harus
diapreasiasi dan didukung penuh demi terbukanya lapangan kerja dan tumbuhnya
ekonomi mikro di Indonesia.
Sosial
Kebijakan peluncuran Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) merupakan langkah strategis yang diambil oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam meminimalisir dampak pengalihan dana subsidi BBM bahkan untuk jangka panjang kebijakan tersebut berupaya memberikan akses menyeluruh bagi Warga Negara untuk memperoleh layanan gratis di berbagai fasilitas kesehatan, pendidikan dan fasilitas sosial lainnya. Strategi penerbitan ketiga kartu tersebut merupakan komitmen kuat dari pemerintahan pro rakyat dalam memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat miskin dan rentan miskin di Indonesia.
Kebijakan peluncuran Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) merupakan langkah strategis yang diambil oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam meminimalisir dampak pengalihan dana subsidi BBM bahkan untuk jangka panjang kebijakan tersebut berupaya memberikan akses menyeluruh bagi Warga Negara untuk memperoleh layanan gratis di berbagai fasilitas kesehatan, pendidikan dan fasilitas sosial lainnya. Strategi penerbitan ketiga kartu tersebut merupakan komitmen kuat dari pemerintahan pro rakyat dalam memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat miskin dan rentan miskin di Indonesia.
Kemudian, perbaikan sistem perlindungan dan penanganan
Buruh Migran Indonesia (BMI) di luar negeri merupakan sisa “pekerjaan rumah”
di 2014 yang harus tetap menjadi fokus utama di 2015 sehingga mereka dapat
merasakan layanan perlindungan hukum dari negara. Jumlah masyarakat miskin yang
cenderung bertambah dan tingkat pengangguran yang masih tinggi harus menjadi
perhatian utama pemerintah sehingga pemerintah dapat mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang mendorong masuknya investasi ke Indonesia sehingga
membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia.
Disisi lain, pembangunan sumber daya manusia yang
berkarakter harus diterjemahkan ke dalam kurikulum pendidikan Indonesia baik
tingkat dasar, menengah, atas maupun perguruan tinggi. Pendidikan yang
berkarakter merupakan modal dasar bagi bangsa ini dalam menekan lajunya budaya
korupsi yang semakin membahayakan masa depan pembangunan bangsa dan negara.
Disamping itu, penegakan hukum dengan memberikan efek jera bagi para terpidana
kasus korupsi dan narkoba maupun kejahatan berat lainnya harus terus
dikampanyekan dalam rangka mempersempit ruang gerak para pelaku kejahatan
sekaligus memberikan efek takut bagi mereka yang berniat melakukan kejahatan
tersebut.
Terakhir, reformasi institusi POLRI dan TNI harus
terus dijalankan dalam rangka meningkatkan profesionalisme POLRI sebagai
penegak hukum dan TNI sebagai alat pertahanan negara. Bentrokan kepentingan
antara oknum anggota POLRI dan TNI yang melibatkan simbol-simbol institusi
merupakan “pekerjaan rumah” yang harus dituntaskan di 2015.
Budaya
Pembangunan insan Indonesia yang berbudaya dan berbudi pekerti luhur yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan harus dipertegas dalam aspek-aspek pengajaran di semua institusi-institusi pendidikan di Indonesia. Transfer ilmu pengetahuan tidak hanya sebatas pada aspek kognitif saja melainkan juga yang tidak kalah pentingnya adalah aspek psikomotorik dan afektif.
Pembangunan insan Indonesia yang berbudaya dan berbudi pekerti luhur yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan harus dipertegas dalam aspek-aspek pengajaran di semua institusi-institusi pendidikan di Indonesia. Transfer ilmu pengetahuan tidak hanya sebatas pada aspek kognitif saja melainkan juga yang tidak kalah pentingnya adalah aspek psikomotorik dan afektif.
Sistem pendidikan kita harus mampu melahirkan generasi
penerus bangsa yang reaktif terhadap kehidupan sosial dan lingkungannya.
Tawuran antar pelajar, konflik horizontal berbasis kepentingan kelompok dan
konflik sektarian berbasis agama dan ras dengan menggunakan cara-cara kekerasan
harus segera ditekan seminimal mungkin. Tugas berat itu sudah menanti di depan
mata di tahun 2015.
Evolusi budaya luhur ke arah budaya kekerasan harus
dihilangkan secara perlahan-lahan melalui transfer budaya dan pengetahuan yang
berbasis semangat persatuan dan keberagaman kepada para peserta didik. Proses
tersebut dapat juga dilakukan melalui kampanye terstruktur yang dilakukan oleh
aparatur pemerintah bekerjasama dengan kelompok masyarakat lainnya dengan
menggunakan media budaya dan seni.
Harapan di tahun 2015 masih ada dan harus dijadikan
sebagai patokan bagi perbaikan nasib bangsa dan negara ini ke depan. Kebijakan
konektivitas dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai aktif di
tahun 2015 harus dijadikan sebagai momentum kebangkitan ekonomi Indonesia yang
sudah sekian puluh tahun “tertidur”.
Diambil dari : http://lintasgayo.co/2014/12/19/catatan-akhir-tahun-refleksi-2014-dan-harapan-di-2015
No Comment to " [Catatan Akhir Tahun] Refleksi 2014 dan Harapan di 2015 "