Pentingnya Disiplin
REPUBLIKA.CO.ID,Oleh
M Husnaini
Di antara
ajaran mulia yang sangat ditekankan dalam Islam adalah disiplin.
Disiplin merupakan salah satu pintu meraih kesuksesan. Kepakaran
dalam bidang ilmu pengetahuan tidak akan
memiliki makna signifikan tanpa disertai sikap disiplin.
Sering kita jumpai orang
berilmu tinggi tetapi tidak mampu berbuat banyak dengan ilmunya, karena kurang
disiplin. Sebaliknya, banyak orang yang tingkat ilmunya biasa-biasa saja tetapi
justru mencapai kesuksesan luar biasa, karena sangat disiplin dalam hidupnya.
Tidak ada lembaga pendidikan yang
tidak mengajarkan disiplin kepada anak didiknya. Demikian
pula organisasi atau institusi apapun, lebih-lebih militer,
pasti sangat menekankan disiplin kepada setiap pihak yang terlibat di
dalamnya. Semua pasti sepakat, rencana sehebat apapun akan gagal di tengah
jalan ketika tidak ditunjang dengan disiplin.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap
peraturan. Ketaatan berarti kesediaan hati secara tulus untuk menepati
setiap peraturan yang sudah dibuat dan disepakatibersama. Orang
hidup memang bukan untuk peraturan, tetapi setiap orang pasti membutuhkan
peraturan untuk memudahkan urusan hidupnya.
Analoginya sederhana. Kita bisa
perhatikan pentingnya peraturan itu dalam lampu lalu lintas. Ketaatan setiap
pengendara terhadap isyarat lampu lintas jelas membuat kondisi jalan
menjadi tertib dan aman. Bayangkan ketika masing-masing pengendara
mengabaikan peraturan berupa isyarat lampu lalu lintas itu. Pasti kondisi jalan
akan kacau, macet, dan bahkan memicu terjadinya kecelakaan.
Contoh di atas tentu bisa
ditarik ke dalam ranah kehidupan yang lebih luas. Tegasnya,
disiplin sangat ditekankan dalam urusan dunia, dan lebih-lebih urusan akhirat.
Tidak heran jika Allah memerintahkan kaum beriman untuk membiasakan disiplin.
Perintah itu, antara lain, tersirat dalam Al-Qur’an surat
Al-Jumuah ayat 9-10.
“Wahai
orang-orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk
menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah untukmengingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik
bagi kalian jika kalian mengetahui.Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah
karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kalian beruntung.” (QS Al-Jumuah: 9-10).
Menurut ayat di atas,
keberuntungan akan kita raih dengan disiplin memenuhi panggilan ibadah ketika
datang waktunya dan kembali bekerja ketika sudah menunaikan ibadah. Bukan
hanya urusan dagang yang harus ditinggalkan ketika sudah tiba waktu shalat.
Sebab, menurut para mufasir, ungkapan “Tinggalkanlah jual beli” dalam ayat itu
berlaku untuk segala kesibukan selain Allah. Dengan kata lain, ketika azan
berkumandang, maka kaum beriman diserukan untuk bergegas memenuhi panggilan
Allah itu.
Meskipun demikian, bukan berarti
kaum beriman harus terus menerus larut
dalam urusan ibadah saja. Ayat di atas juga
memerintahkan supaya kaum beriman segera kembali bekerja setelah
menunaikan ibadah. Dengan demikian, disiplin harus dilakukan secara seimbang
antara urusan akhirat dan urusan dunia. Tidak dibenarkan mementingkan yang
satu sambil mengabaikan yang lain.
Disiplin yang dilakukan
secara seimbang antara urusan ibadah dan kerja, akhirat dan dunia,
itulah yang akan mengantarkan kaum beriman kepada kesuksesan.
Perintah untuk menyeimbangkan antara urusan akhirat dan dunia
juga dapat ditemukan dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat
77.
“Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan jatahmu
dari kenikmatan dunia, dan berbuat baiklah kamu kepada
orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashash: 77).
Kita juga bisa cermati
ajaran disiplin dalam perintah shalat jamaah. Kewajiban shalat wajib lima
waktu selama sehari semalam sangat dianjurkan untuk dikerjakan secara
berjamaah. Menurut keterangan Rasulullah SAW, nilai pahala shalat wajib secara berjamaah
adalah dua puluh tujuh derajat dibanding shalat sendirian. Dari
sini, dapat dipahami jika sebagian
ulama kemudian menghukumi shalat jamaah sebagai sunnah
muakkadah, sementara sebagian ulama lain menghukuminya wajib.
Shalat jamaah jelas membutuhkan disiplin. Karena,
umumnya shalat jamaah dikerjakan bersama-sama di masjid atau langgar tidak lama
setelah azan berkumandang yang diikuti dengan iqamah. Dengan demikian,
jika ingin mengikuti shalat jamaah, maka kita harus segera
meninggalkan kesibukan setelah mendengar azan. Shalat jamaah di
masjid atau langgar itu dikerjakan tepat waktu. Kalau
kita masih saja ruwet dengan segala tetek
bengek dunia, sementara azan sudah berkumandang, dipastikan kita akan
ketinggalan, atau malah tidak mendapati shalat jamaah sama sekali.
Belum lagi tradisi i’tikaf atau
berdiam diri ketika menunggu shalat jamaah dimulai. Ditambah tradisi berzikir
setelah shalat jamaah selesai. Tanpa disiplin waktu yang bagus,
mustahil kita dapat melakukan semua itu. Membiasakan disiplin dalam segala
urusan secara seimbang itulah yang akan menjadikan hidup
kita indah, tertata, dan diliputiberkah.
Sumber : http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/09/04/mskuuv-pentingnya-disiplin
Share This:
-
PrevoiusDisiplin Kunci Rahasia Sukses Kehidupan
-
Next
No Comment to " Pentingnya Disiplin "