MEMBANGUN ETOS KERJA DALAM PANDANGAN ISLAM
OLEH :
HENDRI HENDARSAH, S.Sos.,M.Si
ISLAM adalah agama yang
bersifat universal yang diturunkanoleh Allah SWT kepada seluruh ummat manusia
dalamrangka untuk mensejahterakan, memberikan kedamaian, menciptakan suasana
sejukdan harmonis bukan hanya di antara sesama ummat manusia tetapi juga
bagiseluruh makhluk Allah yang hidup di muka bumi. Hal ini sesuai dengan
FirmanAllah SWT dalam Al-Qur’an : “Dan Kami tidak akanmengutus kamu wahai
Muhammad kecuali untuk menjadi Rahmat bagi sekalian alam”.
Senada
dengan Firman Allah SWT tersebut,adalah Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah
SAW Artinya: “Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu hidup
selama-lamanya.Dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu mati esok pagi”.
Kerja Keras
SebuahTuntutan
Untuk
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhiratsecara seimbang agama Islam
mengajarkan agar ummatnya melakukan kerja kerasbaik dalam bentuk Ibadah maupun
dalam bentuk Amal Shaleh. Ibadah adalahmerupakan perintah-perintah yang harus
dilakukan oleh ummat Islam yangberkaitan langsung dengan Allah SWT dan
telahditentukan secara terperinci tentang tata cara pelaksanaannya. Sedangkan
AmalSholeh adalah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh ummat Islam,
dimanaperbuatan-perbuatan tersebut berdampak positif bagi diri yang
bersangkutan,bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara serta bagi agama Islam itu
sendiri.
Kerja keras
atau dalam kata lain disebut dengan etos kerjaadalah merupakan prasyarat mutlak
untuk dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat, sebab dengan
etos kerja yang tinggi akan melahirkanproduktifitas yang tinggi pula. Oleh
karena itulah maka agama Islam memberikanperhatian yang sangat besar terhadap
kerja keras dan etos kerja sebab hanyadengan itulah maka kebahagiaan di dunia
dan di akhirat dapat diraih
sekaligus.
Atas dasar
hal-hal tersebut di atas, dapat ditarik benang merahbahwa sesungguhnya antara
penghayatan agama yang diwujudkan dalam bentuk imanyang sempurna, mempunyai
hubungan timbal balik dengan etos kerja seseorang.Seseorang yang memiliki iman
yang sempurna dapat dipastikan bahwa yangbersangkutan memiliki etos kerja yang
tinggi yang pada akhirnya meningkatkanproduktifitas yang tinggi, baik dalam
pekerjaan maupun dalam pelayanannyasesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Hubungan
timbal balik tersebut dapat dilihat dari tiga teorisebagai berikut : Pertama,
Kedalamanpenghayatan agama mendorong tumbuh suburnya etos kerja sehingga
kehidupanperekonomian ummat berkembang maju, sebab agama Islam mengajarkan
menolong yanglemah dengan cara membayar zakat, infaq dan shodaqah (ZIS).
ZIShanya dapat dibayarkan oleh yang memiliki kecukupan harta. Kecukupanharta
hanya diperoleh orang yang memiliki etos kerja yang tinggi dan maubekerja
keras. Kedua, Kehidupanekonomi yang berkembang maju akan menimbulkan
hasrat untuk mendalami ajaranagamanya, sebab dengan ekonomi yang lebih maju
memberikan kesempatan beribadahyang lebih lapang, seperti menunaikan ibadah
haji, membangun sarana danprasarana yang lebih baik buat menempatkan diri
melaksanakan ibadah kepadaAllah SWT.
Etos Kerja
Dan DinamikaKehidupan
Mengingat
betapa pentingnya etos kerja, kerja keras danpeningkatan produktifitas dalam
semua sektor kehidupan, baik dalam kehidupandunia maupun dalam kehidupan
akhirat, ajaran agama Islam memiliki seperangkatnilai yang berkaitan dengan
itu, antara lain adalah :
Pertama, Bekerja keras adalah merupakan
kewajiban yang harusditunaikan oleh setiap orang yang mengaku dirinya beriman
kepada Allah SWT, hal ini dibuktikan dengan banyaknya perintah Allah
dalamAl-Quran yang menyuruh untuk bekerja, seperti artinya bekerjalah,
sampai-sampaiAllah memerintahkan : Apabila kamu telah selesai melaksanakan
ibadah sholatmaka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia dari
Allah SWT. Kedua, Tidakboleh menunda-nunda pekerjaan selama pekerjaan
itu masih dapat dilaksanakan. Ketiga, Salah satu prasyarat
untukterhindarnya ummat manusia dari kerugian yang sangat besar adalah
denganbekerja yaitu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik yang dalam
bahasaAl-Quran disebut dengan Amilusshalihat. Keempat,Nabi Muhammad SAW
memerintahkan dalam salah satuhaditsNya, agar hari ini ummat Islam menanam
buah-buahan dan atautumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia, sekalipun dia
tahu bahwa besokitu qiamat akan datang. Kelima, Bekerja secara
produktif adalahmerupakan ciri dan karakteristik seorang muslim yang terbaik
sesuai denganimplementasi hadits Nabi, Tangan di atas (yang memberi) adalah
jauh lebih baikdaripada tangan di bawah (yang menerima). Oleh karena itulah
pada hadits lainNabi bersabda, : Andainya seseorang mencari kayu bakar dan
dipikulkan di ataspunggungnya, hal itu jauh lebih baik daripada ia
meminta-meminta pada seseorangyang kadang-kadang diberi dan kadang-kadang
ditolak. Keenam, Bekerja disamakan dengan Jihad Fi Sabilillah. Hal
inisesuai dengan hadits Nabi, : Kalau ia bekerja hendak menghidupkan anak-anaknyayang
masih kecil, ia adalah jihad fi sabilillah. Kalau ia bekerja untuk membelakedua
orang tuanya yang sudah lanjut usia, iapun disebut jihad fi sabilillah.Kalau ia
bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, iaadalah jihad
fi sabilillah. Ketujuh,Agama Islam memandang bahwa sesungguhnya bekerja,
memiliki etos kerja yangtinggi adalah merupakan ibadah dan atau bernilai ibadah
di sisi Allah SWT.
Atas dasar
hal-hal tersebut di atas maka dapat disimpulkanbahwa sesunggunya, nilai-nilai
religius/Islami memberikan dorongan yang sangatbesar terhadap ummatnya baik
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Wiraswasta,Petani dan Masyarakat pada
umumnya untuk menciptakan produktifitas kerja sesuaidengan bidang tugasnya
masing-masing. Dengan demikian maka seseorang yangmemiliki kehidupan beragama
yang baik, Iman yang kuat dan Islam yang kaffah,maka yang bersangkutan dapat
dipastikan memiliki etos kerja dan produktifitasyang tinggi.
Sumber
: https://www.facebook.com/notes/redi-semar-mulyadi/membangun-etos-kerja-dalam-pandangan-islam/ & www.slideshare.net
No Comment to " MEMBANGUN ETOS KERJA DALAM PANDANGAN ISLAM "