UMKM Kita Butuh Perhatian yang Serius
Keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kita membutuhkan perhatian yang serius dari berbagai pihak (stakeholders)
khususnya pemerintah (pusat dan daerah), asosiasi serta perbankan.
Salah satunya perhatian dalam hal permodalan, pemberdayaan para pelaku
usaha, dan pendampingan agar terus berkembang dan memiliki daya saing
yang mantap.
Di
Kabupaten Wonosobo, jumlah UMKM mencapai 110.224.000 unit. Dari jumlah
tersebut 76 % diantaranya masih membutuhkan perhatian terus menerus dari
stakeholders, seperti pelaku
usaha tahu tempe, kerajinan, makanan olahan, konveksi, sampai hasil
pertanian. Di Kabupaten Magelang, sebanyak 530 koperasi, yang tidak
beroperasi atau pasif sebanyak 138 koperasi, sedangkan sisanya atau sekitar 400 koperasi dalam kondisi kurang sehat.
Di
Purbalingga ada delapan sentra kerajinan kayu dan bambu yang tersebar
di Kecamatan Kalimanah, Bobotsari, Bojongsari, Bukateja, dan Kejobong.
Industri itu menyerap tenaga kerja 3.000 orang. Namun, sejak beberapa
bulan terakhir omzet penjualan mereka turun 30-40 persen karena terimbas
krisis keuangan global. Pasar tujuan industri kerajinan kayu dan bambu
Purbalingga adalah Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan Bali. Namun,
spesifikasi produknya agak berbeda ketimbang produk yang mereka jual ke
luar negeri. PT Kana Ayomi, salah satu industri kerajinan kayu
Purbalingga, kini giat meraih pasar lokal. Mereka lebih banyak membuat
kerajinan kayu seperti rak televisi, tangkai sapu, dan alat pel. Pemilik
PT Kana Ayomi Abdul Haris mengatakan, diversifikasi produk adalah cara
terbaik untuk bertahan. Meskipun hasil penjualannya tidak sebesar
ekspor, terus berproduksi sanggup menopang kelangsungan perusahaan.
Potensi UMKM Indonesia sangat besar dibutuhkan pemetaan wilayah industri, kebutuhan bahan baku, produksi, pemasaran n sdm industri untuk meningkatkan daya saing internasional
ReplyDelete